Dulu disaat pertama kali mengenal AI yang terfikirkan oleh saya “Wah…ini kern! Saya bisa hemat waktu dan bisa membuat konten lebih banyak, tidak perlu capek-capek mikirin judul-paragraf-kalimat-dan seterusnya”. Selang beberapa hari kemudian, saya ada keraguan “Apakah Google akan memberikan hukuman ke blog ini, jika menggunakan konten AI? Bagaimana jika konten saya dianggap plagiat atau tidak orisinil?”. “Ini Konten AI kok kebanyakan persamaan dalam menggunakan kalimat (kaku). Ah… jangan-jangan semua artikel ini sama dengan artikel di website lainnya”.
Pertanya-an serupa tentu pernah terlintas di benak banyak penulis. lalu, bagaimana sebenarnya Google memandang kualitas konten yang dihasilkan AI? Apakah mesin pencari raksasa ini benar-benar “anti-AI”, atau justru memberi ruang selama kontennya berkualitas?
Untuk menjawab pertanyaan ini saya mencoba menelusuri beberapa website yang kredibel (terpercaya informasinya). salah satunya websitenya ini:
Disini saya hanya mencoba meringkas apa yang menjadi pertanyaan utama terkait “kualitas konten AI ini”:
- Pada dasarnya google tidak mempermasalahkan kualitas konten yang di hasilkan oleh Ai, asalkan konten tersebut mengandung prinsip E-E-A-T.
- Dengan adanya defenisi baru dari google yang berbentuk AI Generatif “Setiap konten yang dibuat oleh AI yang tidak di edit atau dimodifikasi oleh manusia, google memberikan peringkat terendah dari hasil karya AI tersebut.
- Peringkat terendah tidak hanya diberikan untuk artikel saja, namun juga mencakup video, gambar, audio dan lain-lain.
- Untuk informasi yang bersumber dari AI sebaiknya harus diverifikasi terlebih dahulu dan bukan klaim sepihak.
Untuk detailnya bisa kamu kunjungi website diatas ya, agar lebih jelas. Sedikit tambahan dari saya, jika ingin ikut serta dalam Search Central Live (SCL), kamu bisa kunjungi link berikut:
Pada link tersebut kamu juga bisa ikut serta dalam acara SCL Deep Dive Asia Pacific 2025, yang akan diadakan pada awal pertengahan bulan juli ini. Untuk registrasinya paling lambat 16 April 2025.
